Poros Warta – Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) telah ditetapkan sebagai mitra strategis bagi Kementerian Investasi dan Hilirisasi serta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, yang menegaskan bahwa Danantara akan memiliki peran penting dalam investasi hilirisasi strategis di Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa ke depannya, Danantara tidak hanya berfungsi sebagai mitra kementerian, tetapi juga akan memperoleh arahan dalam menentukan sektor investasi hilirisasi yang berpotensi untuk dikembangkan. Dalam pernyataannya yang disampaikan di Jakarta, Todotua mengungkapkan bahwa keterlibatan Danantara dalam investasi tersebut akan terus dikawal oleh pemerintah guna memastikan efektivitasnya dalam menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
Dari segi konsep, Danantara merupakan konsolidasi investasi yang berbentuk sovereign wealth fund. Presiden RI berharap bahwa dengan adanya badan ini, Indonesia dapat mencapai independensi dalam berinvestasi. Tidak hanya sekadar mengelola dana investasi, Danantara juga ditujukan untuk mempercepat pengembangan industri hilirisasi yang menjadi fokus utama pemerintah.
Pada tahap awal pembentukannya, Danantara akan melakukan konsolidasi internal selama satu tahun. Selama periode ini, badan tersebut akan mengevaluasi proyek-proyek strategis yang tidak hanya berkaitan dengan investasi, tetapi juga memiliki relevansi dengan hilirisasi industri. Dalam prosesnya, diharapkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) turut serta dalam proyek-proyek strategis nasional guna memperkuat dampak investasi terhadap perekonomian.
Sebagai bagian dari kebijakan strategis nasional, pembentukan Danantara diumumkan bersamaan dengan inisiatif lain, seperti pendirian Bank Emas, yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi Indonesia. Presiden RI, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan langkah konkret dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber daya nasional agar memberikan manfaat yang lebih besar bagi perekonomian.
Dengan total aset yang mencapai lebih dari 900 miliar dolar AS, Danantara diharapkan mampu mempercepat industrialisasi hilirisasi. Keberadaan badan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dan hasil produksi dalam negeri hingga berkali-kali lipat.
Presiden juga menyoroti bahwa meskipun Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, pengelolaannya harus dilakukan dengan cermat, teliti, serta mengedepankan prinsip transparansi. Dengan pendekatan yang lebih strategis dan berorientasi pada hilirisasi, diharapkan ekonomi nasional dapat berkembang lebih mandiri dan berdaya saing tinggi di tingkat global.
Melalui kebijakan ini, Indonesia tidak hanya berupaya menarik investasi dalam jumlah besar, tetapi juga memastikan bahwa investasi tersebut diarahkan pada sektor-sektor yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan sinergi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta, upaya ini diharapkan mampu membawa Indonesia menuju era kemandirian ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.