Poros Warta – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memastikan bahwa efisiensi anggaran yang tengah dilakukan tidak akan berdampak pada layanan kesehatan bagi jamaah haji. Langkah ini diambil dengan tetap mengutamakan kesehatan para calon jamaah selama musim haji berlangsung.
Ketua Tim Kerja Pemeriksaan Kesehatan Haji, Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Muhammad Imran, mengungkapkan bahwa layanan kesehatan tetap menjadi prioritas utama, sehingga tidak akan mengalami pengurangan. Ia menegaskan bahwa meskipun pemerintah tengah berupaya melakukan efisiensi anggaran, kualitas pelayanan medis bagi jamaah haji akan tetap terjaga.
Tidak hanya itu, anggaran untuk penyediaan obat-obatan pada tahun ini justru mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk memastikan ketersediaan obat bagi seluruh jamaah haji.
Selain anggaran untuk obat-obatan, Kemenkes juga tengah mengupayakan agar jumlah tenaga kesehatan yang bertugas dalam pelayanan haji tidak mengalami pengurangan. Imran menjelaskan bahwa keputusan terkait penambahan atau pengurangan tenaga medis tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah Indonesia, tetapi juga mempertimbangkan ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi.
Dalam praktiknya, Arab Saudi memberikan kuota tenaga kesehatan yang berbeda untuk setiap negara berdasarkan jumlah jamaah haji yang diberangkatkan. Indonesia selama ini mendapatkan kuota tenaga kesehatan sebesar 2 persen dari total jamaah haji yang berangkat, sedangkan negara lain umumnya hanya menerima 1 persen. Dengan jumlah jamaah yang mencapai 221.000 orang, kuota tenaga kesehatan Indonesia seharusnya berjumlah sekitar 4.420 orang. Namun, pada tahun ini, kuota yang diberikan justru lebih rendah, yakni sedikit di atas 1 persen dari jumlah jamaah.
Saat ini, Kementerian Agama tengah melakukan lobi dengan pihak Arab Saudi agar kuota tenaga kesehatan dapat dikembalikan seperti tahun sebelumnya. Upaya ini dilakukan agar pelayanan kesehatan bagi jamaah haji tetap optimal dan tidak mengalami penurunan kualitas.
Dengan adanya negosiasi tersebut, diharapkan jumlah tenaga medis yang bertugas dapat tetap memadai sehingga seluruh jamaah haji Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Kemenkes berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan bahwa aspek kesehatan tetap menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan ibadah haji.