Poros Warta – Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera melakukan upaya penanggulangan terhadap talud pengaman Sungai Celeng yang runtuh akibat hujan deras pada Senin (24/2) sore. Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, yang meninjau langsung lokasi longsor di Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, menyampaikan bahwa koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah dilakukan untuk menangani masalah ini secepatnya.
Talud, yang berfungsi sebagai dinding penahan tanah di tepi sungai, berperan penting untuk menstabilkan lereng agar tidak terjadi longsor atau keruntuhan. Talud di sepanjang Sungai Celeng, yang terletak di sebelah barat kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Imogiri, diketahui sudah mengalami kerusakan serius akibat longsoran tanah yang disebabkan oleh hujan deras. “Penanganan terhadap talud ini sangat mendesak agar longsoran tanah tidak semakin meluas dan mengancam fasilitas umum yang berada di dekatnya,” ujar Aris Suharyanta.
Aris menegaskan bahwa lokasi longsor di sekitar Sungai Celeng berada sangat dekat dengan bangunan masjid. Jika tidak segera ditanggulangi, longsoran ini bisa menggerus tanggul lebih dalam, yang berpotensi membahayakan masjid dan fasilitas lain di sekitarnya. Terlebih, arus sungai yang kencang pada saat hujan dapat semakin memperburuk kerusakan di lokasi tersebut. Oleh karena itu, pemerintah daerah meminta agar Polsek Imogiri segera memasang garis polisi di sekitar lokasi tanah longsor untuk memastikan area tersebut aman dan tidak membahayakan warga.
Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, dan Peralatan BPBD Bantul, Antoni Hutagaol, juga mengonfirmasi bahwa langkah-langkah untuk menangani kerusakan talud di Kali Celeng telah dimulai. Tim dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) juga telah melakukan tinjauan lapangan untuk memberikan evaluasi dan tindak lanjut lebih lanjut. Antoni menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait penanganan lebih mendalam untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.
BPBD Bantul dan Dinas terkait juga terus memonitor situasi untuk memastikan agar kerusakan lebih lanjut tidak terjadi, mengingat curah hujan yang tinggi masih terus berlangsung. “Pemerintah daerah terus memantau dan akan segera menindaklanjuti sesuai dengan perkembangan yang ada,” tambah Antoni Hutagaol.
Pemerintah Kabupaten Bantul dan instansi terkait berupaya keras agar kerusakan yang lebih parah dapat dicegah, serta berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat proses perbaikan talud. Selain itu, mereka juga mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam, terutama di wilayah yang rawan longsor dan banjir. Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan kerusakan akibat longsor ini dapat segera teratasi dan tidak mengancam keselamatan warga serta fasilitas umum yang ada di sekitar Sungai Celeng.
Pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam seperti longsor dan banjir menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Oleh karena itu, upaya koordinasi antar instansi, termasuk BPBD, DPUPKP, dan BBWSSO, sangat diperlukan untuk memastikan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Pemerintah Kabupaten Bantul berharap, melalui langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan, keselamatan masyarakat dapat terjamin, dan kerusakan yang lebih besar dapat dihindari.
