Poros Warta – PT Pertamina Patra Niaga, yang merupakan anak usaha dari PT Pertamina (Persero), memastikan bahwa pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan LPG selama Ramadhan hingga Lebaran 2025 dalam kondisi stabil dan mencukupi kebutuhan masyarakat.
Pelaksana Tugas Harian Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo, menyampaikan bahwa seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di bawah naungan Pertamina Patra Niaga telah terhubung dengan sistem digitalisasi. Dengan adanya integrasi ini, stok bahan bakar di berbagai lokasi dapat dipantau secara nasional, sehingga distribusi bisa diatur dengan lebih efisien.
Selain mengandalkan teknologi pemantauan, Pertamina Patra Niaga juga menjalin koordinasi erat dengan berbagai instansi dan pemerintah daerah. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan BBM yang biasanya meningkat menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN), seperti Idul Fitri.
Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI yang digelar di Jakarta pada hari Rabu, Ega menjelaskan bahwa stok LPG nasional saat ini berada pada posisi 15,17 hari. Menurutnya, angka tersebut merupakan stok rata-rata yang selama ini dijaga dan dianggap dalam kondisi aman.
Ia juga memaparkan jumlah stok untuk berbagai jenis bahan bakar lainnya, termasuk minyak tanah yang tersedia untuk 26,20 hari, Pertalite dengan ketersediaan hingga 20,7 hari, serta Pertamax yang dapat bertahan selama 22,75 hari. Sementara itu, Turno memiliki stok hingga 35,75 hari, dan solar subsidi tersedia untuk 18,04 hari.
Terkait produk DexLite, Ega mengungkapkan bahwa distribusi produk tersebut dilakukan dengan metode inter-branding di terminal, sehingga tidak disimpan dalam volume besar di terminal-terminal utama. Saat ini, stok Dex tercatat mencapai 31,39 hari, sedangkan Avtur dipastikan tersedia hingga 26 hari.
Dari segi permintaan, Pertamina Patra Niaga memprediksi akan terjadi peningkatan konsumsi pada beberapa jenis BBM selama periode Ramadhan dan Lebaran 2025. Permintaan BBM diperkirakan meningkat sebesar 16,9 persen, dengan Pertamax Turbo mengalami kenaikan sekitar 15 persen, Pertamax Green meningkat hingga 93,5 persen, serta Dex mengalami peningkatan 3,2 persen.
Namun, untuk DexLite, diperkirakan akan terjadi sedikit penurunan konsumsi sebesar 4,6 persen. Selain itu, solar subsidi diprediksi mengalami penurunan cukup signifikan, yakni sekitar 13,4 persen. Sementara itu, permintaan Avtur diperkirakan meningkat sebesar 5,6 persen akibat peningkatan aktivitas penerbangan menjelang Lebaran.
Ega menjelaskan bahwa penurunan permintaan solar subsidi terjadi karena banyak industri yang biasanya mulai libur menjelang Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, aktivitas operasional di sektor logistik juga mengalami penurunan, sehingga kebutuhan terhadap bahan bakar jenis ini berkurang secara alami.
Sebagai langkah antisipasi, Pertamina telah membentuk tim satuan tugas (satgas) khusus yang akan bekerja untuk memastikan kelancaran distribusi bahan bakar selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2025. Satgas ini dijadwalkan mulai beroperasi secara efektif pada 17 Maret 2025. Meski demikian, koordinasi dengan berbagai instansi dan pemerintah telah dilakukan lebih awal untuk memastikan seluruh aspek logistik berjalan dengan lancar.
Dengan berbagai langkah strategis ini, Pertamina Patra Niaga optimistis bahwa pasokan BBM dan LPG selama Ramadhan hingga Lebaran dapat terjaga dengan baik. Masyarakat pun diharapkan tetap tenang dan tidak perlu khawatir terkait ketersediaan bahan bakar selama periode tersebut.
