Poros Warta – Nilai tukar rupiah berpeluang mengalami penguatan setelah survei kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan. Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan dolar AS akibat data ekonomi yang mengecewakan dapat memberikan dorongan positif bagi rupiah.
Berdasarkan data terbaru, indeks kepercayaan konsumen AS mengalami penurunan signifikan, dari sebelumnya 102,5 menjadi 98,3. Angka ini bahkan lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan indeks tetap berada di level 105,3. Lukman menyebutkan bahwa salah satu penyebab utama dari penurunan ini adalah kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, serta keputusan untuk melakukan pemberhentian terhadap sejumlah besar pekerja pemerintah di negara tersebut.
Sebagai bagian dari kebijakan ekonomi yang diambil, pemerintahan Trump mengumumkan adanya pemutusan hubungan kerja terhadap sekitar dua ribu pegawai dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Selain itu, hampir seluruh staf lainnya ditempatkan dalam status cuti administratif. Kebijakan ini dinilai meningkatkan ketidakpastian ekonomi AS, yang berujung pada pelemahan nilai tukar dolar.
Namun, di sisi lain, ada faktor lain yang dapat memengaruhi pergerakan rupiah. Pemangkasan peringkat saham Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia berpotensi menjadi tekanan bagi mata uang domestik. Lukman menuturkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi pemangkasan rating tersebut antara lain prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih menghadapi tantangan serta valuasi perusahaan dari sisi pendapatan yang dinilai kurang optimal.
Meskipun terdapat tekanan dari faktor domestik, secara keseluruhan, rupiah masih memiliki peluang untuk mengalami penguatan dalam jangka pendek. Berdasarkan proyeksi yang disampaikan oleh Lukman, nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Rp16.250 hingga Rp16.350 per dolar AS.
Sementara itu, pada pembukaan perdagangan hari Rabu di Jakarta, rupiah menunjukkan tren positif dengan mencatatkan penguatan sebesar 24 poin atau sekitar 0,15 persen. Nilai tukar rupiah tercatat berada di posisi Rp16.347 per dolar AS, naik dari sebelumnya yang berada di level Rp16.371 per dolar AS.
Pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk perkembangan kebijakan ekonomi di AS serta dinamika pasar keuangan global. Pelaku pasar pun terus mencermati data-data ekonomi terbaru yang dapat memberikan gambaran lebih jelas terkait arah pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar AS.