Tiga Negara Tawarkan Kerja Sama Pengembangan PLTN di Indonesia

Tiga Negara Tawarkan Kerja Sama Pengembangan PLTN di Indonesia

Poros Warta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima proposal kerja sama dari tiga negara terkait pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Rencana ini menargetkan agar PLTN dapat mulai beroperasi (on-grid) pada tahun 2032.

Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Kadin, Aryo Djojohadikusumo, menyampaikan bahwa tiga negara yang mengajukan proposal tersebut adalah Amerika Serikat (AS), China, dan Rusia. Ia menjelaskan bahwa ketiga negara tersebut telah melibatkan anggota Kadin dalam rencana kerja sama ini.

Meskipun proposal yang diajukan masih dalam tahap negosiasi, Amerika Serikat diketahui telah lebih dulu menjalin kemitraan dengan anggota Kadin. Sementara itu, Rusia melalui perusahaan negaranya, Rosatom, juga menyatakan minatnya untuk turut serta dalam proyek pembangunan PLTN di Indonesia. Aryo menuturkan bahwa ketertarikan Rusia ini disampaikan secara resmi oleh Sergei Shoigu saat bertemu dengan Presiden Indonesia beberapa waktu lalu.

Selain Amerika Serikat dan Rusia, China juga telah menunjukkan ketertarikannya untuk terlibat dalam proyek ini. Komunikasi dengan pihak China dilakukan melalui China National Nuclear Corporation (CNNC), yang berlangsung saat Kadin melakukan kunjungan ke Beijing pada November 2024. Aryo menekankan bahwa ketiga negara ini telah berkomunikasi dengan anggota Kadin dan melakukan pembicaraan serius mengenai kerja sama pengembangan PLTN.

Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membentuk tiga gugus tugas (task force) guna menentukan lokasi pembangunan PLTN yang direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2032. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani, menjelaskan bahwa pembentukan gugus tugas ini akan dilakukan setelah pemerintah meresmikan Badan Organisasi Nuklir atau Nuclear Energy Program Implementation Organization (Nepio).

Gugus tugas yang akan dibentuk tidak hanya bertanggung jawab dalam menentukan lokasi pembangunan PLTN, tetapi juga akan menyusun prosedur keamanan terkait dengan pembangunan dan operasional fasilitas elektrifikasi berbasis energi nuklir. Dengan adanya perencanaan ini, diharapkan pembangunan PLTN di Indonesia dapat berjalan sesuai dengan standar keselamatan internasional dan memberikan manfaat besar bagi ketersediaan energi nasional di masa depan.

Melalui kerja sama dengan tiga negara besar tersebut serta dukungan dari Kementerian ESDM, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan energi nuklir sebagai bagian dari transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *